Senin, 16 September 2019

PIKIRAN SESEPUH LEBIH TAJAM


"Ing tembe yen wus pikun, pantes bae ulah idu wilut, bangsa bincil ambabatang ngusadani, mbok munia theyot theblung, tan ana wong amaido".

(Kemudian kalau sudah tua renta, pantas sajalah mengerjakan (bidang) ludah bertuah, soal2 perhitungan primbon menebak2 (kejadian/lelakon dan) memberi obat, berkata apapun, tak ada orang mendustakannya).

(Serat Wedharaga Ronggowarsito) 

Dari merekalah kita belajar memomong, memahami dan menyayangi orang2 di sekitarku, dgn kasih sayang dan pengertian tanpa batas yg membahagiakan, menentramkan dan menguatkan. Sebuah ajian pamomong agung yg membuat semua yg dimomong akan menjadi besar karena  kebesaran hati dan jiwanya, keluasan dalam berpikirnya.

Kira harus belajar dari beliau sesepuh terutama ulama sepuh yg alim, saling menghormati dan menghargai. Sementara kita yg masih awam, malah saling menjatuhkan satu sama yg lain, merasa diri paling benar.

Pitutur Sesepuh Jawa: Wejangan Pedoman Hidup
    
1.  Sabar subur, gemi setiti mukti, artinya : Sabar itu akhirnya subur/bahagia, hemat cermat itu rahmat. 

2.  Dora lara, goroh kerogoh, artinya : Berdusta itu menderita, Menipu itu akhirnya tertipu. 

3.  Aja dumeh, mengko mundak keweleh, artinya : Jangan suka meremehkan, nanti malu sendiri/tercemar diri sendiri 

4.  Lut-lutan lowe, nyamber buntute dewe. Artinya : Orang yg memfitnah orang lain, tetapi fitnah itu mengenai diri sendiri.

5.  Ora nyedak wong ladak, ora nyanding wong muring-muring, artinya : Tidak mendekati orang yg congkak, tidak mendampingi orang yg marah2. 

6.  Singa papa ngulati mangsa, artinya : Orang yg menipu rakyat, pura2 berbuat baik tetapi tujuannya mencari untung/mangsa. 

7.  Ojo geguyon mundak kleru, ojo anggak mundak kelenggak, artinya : Jangan suka mentertawai orang lain, karena bisa keliru, jangan terlalu angkuh, bisa terhempas. 

8.  Pamer cemer, gemendung glundung, artinya : Pamer bisa mengurangi harga diri congkak dan tinggi hati bisa tergelincir. 

9.  Ajining diri gumantung saka lati, ertinya : Harga diri kita tergantung dari mulut kita sendiri, meskipun tinggi derajadnya tetapi jika mulut kita tidak bisa di percaya, dapat di pastikan hilang harga diri dan kewibawaan. 

10.   Ana gunem mingkem, ana catur mungkur, ana padu mlebu, artinya : Ada percekcokan tutup mulut, ada pembicaraan menjelekkan orang lain, tidak usah mendengarkan, ada perselsihan menyingkirkan diri. 

Sebenarnya masih banyak lagi pitutur yg lain, tetapi semoga saja yg sedikit ini bisa membuka mata hati kita, menata nurani bening sanubari kita, untuk meraih kebajikan, kebijakan yg arif dan kearifan yg luhur. 

Orang yg mempunyai martabat paling tinggi ialah orang yg memikirkan sesuatu dgn sebaik2nya, merasakan sesuatu dgn cara paling santun dan bijak, serta bertindak dgn cara yg paling baik.