Rabu, 03 Juli 2019

KERAJAAN MATARAM



Kerajaan Mataram Islam atau juga dikenal Mataram Baru merupakan kerajaan Islam terbesar di Jawa. Wilayahnya membentang hampir seluruh pulau Jawa.
Kerajaan Mataram Islam mencapai puncak kejayaan pada masa Sultan Agung Hanyokrokusumo. Pada masa Sultan Agung, Mataram pernah melakukan penyerangan terhadap VOC di Batavia akan tetapi mengalami kegagalan. Setelah Sultan Agung meninggal, penetrasi politik VOC di Mataram makin kuat. Akibat campur tangan VOC dan adanya perang saudara dalam memperebutkan takhta pemerintahan menjadikan kerajaan Mataram lemah dan akhirnya terpecah-pecah menjadi kerajaan kecil.

Campur tangan VOC mulai pada akhir masa pemerintahan Amangkurat I (1645-1677). Muncul perseturuan antara Paku Buwono II yang dibantu Kompeni dengan Pangeran Mangkubumi dapat diakhiri dengan Perjanjian Giyanti tanggal 13 Februari 1755 yang isinya Mataram dipecah menjadi dua, yakni ;

Mataram Barat yakni Kesultanan Yogakarta diberikan kepada Mangkubumi dengan gelar Sultan Hamengku Buwono I.

Mataram Timur yakni Kasunanan Surakarta diberikan kepada Paku Buwono III.

Sesudah Perjanjian Giyanti dan pembagian resmi dari kerajaan masih terdapat pemberontakan yang dipimpin oleh Raden Mas Said. Selanjutnya untuk memadamkan perlawanan Raden Mas Said diadakan Perjanjian Salatiga, tanggal 17 Maret 1757, yang isinya Surakarta dibagi menjadi dua, yakni ;

• Surakarta Utara diberikan kepada Mas Said dengan gelar Mangkunegoro I (Kadipaten Mangkunegaran).

• Surakarta Selatan diberikan kepada Paku Buwono III kerajaannya dinamakan Kasunanan Surakarta.

Pada tahun 1813 sebagian daerah Kasultanan Yogyakarta diberikan kepada Paku Alam selaku Adipati. Dengan demikian kerajaan Mataram yang satu, kuat dan kokoh pada masa pemerintahan Sultan Agung akhirnya terpecah-pecah menjadi kerajaan-kerajaan kecil, yakni :

• Kasunanan Surakarta

• Kasultanan Yogyakarta

• Kadipaten Mangkunegaran

• Kadipaten Pakualaman

#wangsamataram
#trahmangkunagoro1
#pangeransambernyowo