Rabu, 03 Juli 2019

GERBONG MAUT


GERBONG MAUT BERSEMBUNYI DI KOTA PAHLAWAN

Surabaya sangat kental di kenal sebagai Kota Pahlawan, serta tak luput saksi bisu dengan peninggalan-peninggalan berserajarah penjajahan Belanda. Salah satu yang masih berdiri adalah gerbong kereta api berwarna hitam lekam yang di kenal sebagai gerbong maut yang terletak di sekitaran museum Juang 45 Surabaya.

Kejadian berawal pada Sabtu, 23 Maret 1947 pukul 04.00 WIB ketika sekitar 100 orang yang terdiri dari anggota Tentara Rakyat Indonesia (TRI), tahanan rakyat, gerakan bawah tanah dan polisi dibangunkan serta dikumpulkan di depan penjara.

Nampak gerbong kereta api hitam lekam disudut bangunan Gema 45
Mereka dibawa dari Stasiun Bondowoso menuju ke Stasiun Wonokromo Surabaya, karena para tahanan itu akan dipindahkan ke tahanan di Bubutan. Mereka diangkut dengan tiga gerbong, yaitu gerbong bernomor GR 5769 yang diisi 32 orang, gerbong bernomor GR 4416 diisi 30 orang. Sedangkan sisanya berebut masuk di gerbong bernomor GR 10152 karena panjang dan masih baru.

Perjalanan mereka membutuhkan waktu 16 jam perjalanan. Setelah tiba di Stasiun Wonokromo sekitar pukul 20.00 WIB, tahanan itu banyak yang mati.

Salah satu dari gerbong ke tiga semua tahanan itu meninggal karena gerbong itu sebenarnya gerbong barang, sehingga tidak ada udara masuk selama perjalanan.

Bangunan musium gema 45 yang tak terawat
Kini, gerbong saksi bisu yang terdiri dari tiga rangkaian itu telah menjadi monumen di tiga kota. Gerbong pertama berada di Alun-alun Bondowoso, gerbong kedua ada di Museum Brawijaya Kota Malang dan satu gerbong berada di area Museum Gedung Juang 45 Surabaya.

Saat kami berkunjung ke gerbong maut itu, Selasa, (2/7/2019), ternyata gerbong maut itu tidak terawat dan berada di antara semak belukar. Bahkan, dinding kereta itu juga sudah ditembok, seakan tidak ada yang mengurusi situs bersejarah pada masa perjuangan.

Bahkan, gedung-gedung di area tersebut tidak terurus dan rusak, sedangkan halamannya disewakan untuk dijadikan tempat penjualan hewan kurban.

Seorang menunjukan gerbong maut di Surabaya, Jawa Timur
Ketua Dua Bidang Pendidikan Dewan Gema 45 Masril Jamalus mengatakan selama ini ada polemik kepengurusan dan saat ini sudah selesai, sehingga dalam waktu dekat pihaknya mengaku akan segera direnovasi, di kutip dari Bisnis Jatim

“Dulu belum sempat melakukan renovasi karena masih ada polemik, tapi kita akan melakukan renovasi dalam waktu dekat. Kalau masalah disewakan untuk hewan kurban saya kira tidak masalah karena tidak mengganggu,”