Rabu, 03 Juli 2019

JEJAK PLEIADIAN



Gunung Lawu
Jejak Pleiadian

Sebuah portal langit (Vortex gate) dipercaya tersimpan jauh di dalam perut Gunung Lawu, salah satu titik mistis paling dahsyat di seluruh pulau Jawa. Dalam salah satu frase pembuka di dalam “The Lost Symbol”, secara tersirat Dan Brown menyebutkan itu. Adalah fakta jika tahun 1995, NASA menjejak sebuah sinar putih misterius uang memancar dari daerah ini hingga jauh ke luar angkasa.

Pada tahun 1995, NASA mendeteksi adanya sebuah sinar putih misterius yang memancar dari wilayah Gunung Lawu hingga jauh ke luar angkasa. Setahun kemudian, NASA mengerahkan puluhan ahli dari bebagai negara untuk melakukan penelitian di beberapa titik di selatan Jawa Tengah. Mereka berpencar di sekitar area Gunung Merapi, Gunung Lawu, Gunung Dieng, pantai Parang Tritis dan sebagainya.

Dalam “The Lost Symbol” (2009) Dan Brown menulis, “Pada 1991, sebuah dokumen disimpan dalam brankas Direktur CIA. Kini, dokumen tersebut masih ada di sana. Teks tersandinya antara lain menyebutkan portal kuno dan lokasi tak dikenal di bawah tanah. Dokumen itu juga berisikan frasa, “Terkubur di suatu tempat di luar sana…” Di sekitar Gunung Lawu, portal-portal kuno tersebut sampai hari ini masih terbenam di perut bumi.

Beberapa informasi yang menarik. Bentuk Candi Sukuh yang mirip piramida terpenggal itu bukan bentuk umum candi di Nusantara. Apakah Sukuh punya hubungan khusus dengan Suku Maya? Apakah benar Candi Sukuh dibangun di masa akhir keruntuhan Majapahit, bukan zaman pra sejarah? Selain Candi Sukuh, di sekitar sana ada tiga situs kuno lainnya yakni Candi Cetho, Candi Kethek dan Candi Planggatan, di mana keempat situs kuno tersebut sama-sama menghadap ke arah Ka’bah, kiblat bagi muslim sedunia.

Dari puncak Candi Sukuh atau dalam perjalanan Sukuh-Cetho kita dapat melihat bukit piramida ke arah selatan. Konon, di sinilah sesungguhnya keberadaan Piramida asli yang dibangun leluhur sebagai bagian utama dari Keraton Bathara Indra di Wukir Mahendra alias Gunung Lawu. Sinar putih yang terekam satelit NASA di luar angkasa pada tahun 1995 kabarnya berasal dari piramida ini.

Menurut sejarahnya, Lawu merupakan gunung purba, dan keberadaannya dibuktikan dengan ditemukannya banyak candi dan batu besar di Kaki Lawu.

Berdasarkan hasil dari penelitian pihak asing, menurut Polet -biasa dipanggil Pak Po, sosok yang sangat dekat dengan Lawu, menyebutkan jika keberadaan Candi Cetho dan Sukuh tersebut bukan dibuat pada zaman Brawijaya.

Bahkan jauh sebelum era Brawijaya candi ini sudah ada. Saat Prabu Brawijaya menemukan candi ini, raja itu menambahkan beberapa bentuk bangunan atau pahatan pada candi.

Bukti lain yang menunjukkan usia candi di bawah lereng Gunung Lawu ini tertua dibandingkan candi-candi lain di dunia, saat utusan peneliti dari Suku Maya dari Amerika Latin datang ke Candi Sukuh pada tahun 1982 silam.