Rabu, 11 September 2019

TRADISI LARUNG SESAJI



TRADISI LELARUNG SESAJI SESAT ???

Pertama :
Seringkali kata kata ini disampaikan pada kelompok muslim yg menghormati semesta raya. Misalnya, Gambar berikut dibawah ini dianggap sesat. Ritual melarungkan sebagian makanan di sungai dianggap sebagai perbuatan sia-sia.Padahal, makhluk Allah yg wajib dihormati itu bukan hanya Manusia  melainkan semua ciptaannya. Ada ikan, air, sungai, laut, Jin, dst. Larung saji adalah salah satu bentuk penghormatan. Menebang pohon besar aja masyarakat ini perlu minta izin, berdoa, dan menghormatinya. Bukan sekedar potong potong dan selesai.
Apakah menghormati pohon yang juga makhluk tuhan disebut sesat ?
Apakah menghormati sungai dgn segala makhuk di dalamnya yg juga makhuk Tuhan disebut sesat ?
Bukankah Sulaiman As juga menghormati Semut ?

Kedua :
Tradisi penggunaan Sesaji sebagai media komunikasi dengan pemilik semesta sudah ada jauh sebelum kita lahir. Bacalah Roman historis kisah Cinta Qabil Labuda, Habil Iqlima. Dalam cerita tersebut Qabil kalah sesaji dengan Habil. Habil Memberikan hewan ternak yg sehat, gemuk dan tidak cacat. Sebaliknya, Qabil memberikan gandum dan produk pertanian seadanya.

Ketiga :
Ada kesalahan persepsi memahami Sesaji, sejak awal kelompok ini TIDAK ADA NIAT menyembah selain Allah, justru mereka melakukan Sesaji untuk membangun komunikasi dengan makhluk Allah yg lain. Kenapa disyirik syirikkan ?
Kenapa dimusyrik musyrikan ? 
Kenapa disesat sesatkan ?
Bisa jadi fatwa syirik yg tidak pernah mereka lakukan adalah FITNAH. Mereka menghormati makhluk Allah yg bernama alam raya.
Tanah bukanlah benda mati
Laut bukanlah benda mati
Sungai bukanlah benda mati
Pohon bukanlah benda mati
Gunung bukanlah benda mati
Mereka adalah makhluk Allah yg hidup dan membantu kita menjalani kehidupan.

Ke Empat :
Bertanyalah dengan Ilmu
Berbedalah dengan Adab 
Walau tidak melakukan seperti mereka, marilah menjaga dan menghormati adat mereka.

https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=2514915258530241&id=100000353744384