Minggu, 15 September 2019

PERADABAN JAWA



Sebuah kiriman...

"BAHAN BAKAR API NERAKA"

Sebelum tahun 600 Masehi, ketika Muhammad baru dilahirkan di negeri Arab, bangsa Jawa telah lama ada, dengan sejarah peradabannya.

Ketika beberapa orang Jawa hendak melakukan tradisi sedekah laut, atau berbagai ritual atas keyakinannya, dan kalian memerangi sebagai musyrik, menyekutukan tuhan, apa urusannya? Siapa sesungguhnya kalian ini? Pendakwah? Penjajah? Atau penjarah?

Jika berani, masuklah ke Kantor Perdana Menteri Israel, atau Kantor Kedubes Israel di seluruh dunia. Di sana terpampang nama Ibukota Israel: Java Tel Aviv. Lihat mahkota rabbi Yahudi, imam Sinagoge, dengan gambar rumah joglo Jawa. Atau kalian tahu Java Virtual Machine dalam bahasa pemrogaman komputer ?

Dalam bahasa Jawi Kuno, "Jawa" bermakna moral atau akhlak. Sejak zaman Benua Atlantis, Jawa menjadi pusat peradaban dengan bukti-bukti fosil manusia purba. Dari 6 jenis fosil yang ditemu di dunia, sebanyak 4 berada di tanah Jawa. Ketika orang Jawa mengatakan "ilmu Kejawen" yang dimaksud ialah ilmu akhlak. Bangsa Jawa telah membangun akhlaknya, sebelum datang mesias yang dijanjikan, yang diyakini berkata "tidaklah aku diutus kecuali menyempurnakan akhlak"

Tapi bagaimana proses penyempurnaan itu ? Dengan ketok magic ? Kata Iwan Fals. Soal moral, biar kami urus sendiri. Di Arab Saudi, hingga kini, ada banyak TKI-TKW kita menjadi budak, dengan banyak kasus pelanggaran HAM dan sexual harassment. Coba lu bandingin di Hongkong yang sekuler mereka menikmati dan nyaman bekerja.

Apa guna mencari tuhan di tempat-tempat suci, jika dalam hatimu tak pernah ada ruang untuknya ? Jika mau berdakwah, kenapa kau perangi yang berbeda ? Bukankah berdakwah artinya memanggil ?

Kanjeng Nabi Muhammad, Rasulullah shalallahu Allaihi Wasallam, di Madinah tetap melestarikan sekolah-sekolah Yahudi dan Midras, agar mereka mampu menjaga kelestarian agamanya. Ketika utusan bangsa Nejran, sebuah kota di Yaman, ketika itu mendatangi Kanjeng Nabi, diterima baik dan diizinkan menginap. Makan, bahkan beribadah, sesuai keyakinan mereka, di dalam masjid.

Jika Kanjeng Nabi sebagai tuntunan, pernahkah kau tahu, salah satu kutbahnya di Madinah, juga dalam Piagam Madinah; "Barangsiapa menyakiti non Muslim (dalam sebuah Negara mayoritas Muslim), maka saya akan menjadi musuhnya pada hari kiamat." Tidakah percaya hari kiamat? 

Kalian sebenarnya mau menantang Jawa, Kejawen, Tradisi Lokal, atau menentang nabi utusan Allah itu ? Di kalangan grassroots, tak ada masalah dengan pluralitas. Tapi sejak orang bodoh bergabung dengan elite politik, memainkan politik identitas, agama menjadi bagian dari masalah daripada penyelesaian masalah.

Jika dakwah artinya kita berjauhan dan bermusuhan, bangsa Jawa adalah bangsa yang liat, lentur, adaptif. Tak pernah takut ancaman penjajahan atas nama apapun. Kalian akan sibuk melawan angin, apalagi jika cuma mampu berkata "Itu oknum !"

sambil mengelus dada, gua teriak _"udah pada ngopaaee blom lu pemilik surgaaaa"_ kalo udah pada ngopaee baca nih perintah Allah ;

_"Bagi setiap umat telah kami tetapkan peribadatan tertentu yang (harus) mereka amalkan, maka tidak sepantasnya mereka berbantahan dengan engkau dalam urusan peribadatan ini dan serulah (mereka) kepada Tuhanmu sungguh engkau (Muhammad) berada di jalan yang lurus"_
(QS. 22.67)

Kalo lu masih kagak paham dengan perintah Allah dan penentang Baginda Rasul Muhammad, tidak ada keraguan lagi kalian semua adalah bahan bakar api neraka.

(Kata2 dari teman saya,  yg lg nyeramahin temennya Sama2 sholat 😁😁😁😁)

RAHAYU by Jamus