Kamis, 20 Juni 2019

GOA NOGOBUMI


Gua Nagabumi (GOA KERAMAT dan ANGKER NOGOBUMI di JOGJA )

Sejak sebelum menjadi raja, Kanjeng Panembahan Senopati adalah seorang prajurit yang tangguh dan perkasa. Sikapnya yang satria memperkuat kedudukannya sebagai senopati yang sangat dicintai oleh para bawahannya, dan� disegani, baik oleh kawan maupun lawan. Kanjeng Panembahan Senopati terkenal memiliki kesaktian yang luar biasa dan sangat pintar dalam menyusun siasat perang. Itulah sebabnya, maka banyak raja dari negeri lain menyatakan takluk di bawah kekuasaan Kerajaan Mataram. Kesaktian Kanjeng Panembahan Senopati tidak hanya membuat kerajaan-kerajaan manusia menjadi takut, tetapi juga membuat gentar kerajaan-kerajaan makhluk halus yang ada di Pulau Jawa. Salah satu dari sekian banyak kerajaan makhluk halus itu ada yang terletak di sekitar Segara Kidul. Kerajaan itu diperintah oleh seorang ratu (raja perempuan) yang bergelar Kanjeng Ratu Kidul. Oleh karena letaknya yang dekat dengan pusat kerajaan Mataram, maka untuk menghindari agar jangan sampai kerajaannya hancur lebur bila bertentangan dengan Kanjeng Panembahan Senopati, maka Kanjeng Ratu Kidul berusaha menggabungkan kerajaannya dengan Kerajaan Mataram. Suatu saat, ketika Kanjeng Panembahan Senopati sedang mengasingkan diri di pantai selatan, Kanjeng Ratu Kidul menemuinya dengan menyamar menjadi manusia biasa, dalam wujud seorang puteri yang sangat cantik. Melihat kecantikan puteri jelita yang datang menghampiri itu, Kanjeng Panembahan Senopati terpikat hatinya. Singkat cerita, Kanjeng Ratu Kidul lalu diperisteri oleh Kanjeng Panembahan Senopati. Akibat dari perkawinannya dengan Kanjeng Ratu Kidul itu, maka Kerajaan Mataram wilayahnya menjadi sangat luas. Dan, bukan hanya manusia saja, melainkan juga seluruh mahkluk halus di wilayah Pulau Jawa dan sekitarnya menjadi takluk di bawah kekuasaan Kanjeng Panembahan Senopati. Dari perkawinannya dengan Kanjeng Ratu Kidul, Kanjeng Panembahan Senopati memiliki seorang putera yang dinamakannya Raden Ronggo. Oleh karena ia adalah anak dari dua orang yang sangat sakti, maka Raden Ronggo pun setelah besar, menjadi seorang pemuda yang tampan, dan terkenal sangat sakti. Tak ada seorang pun yang berani membantah kata-kata Raden Ronggo karena kesaktiannya dan juga karena dia adalah putera Kanjeng Panembahan Senopati, raja Mataram. Makin lama Raden Ronggo menjadi makin sombong, bahkan mulai bertindak sewenang-wenang pada penduduk Mataram. Setiap kemauannya harus tersampaikan. Apabila ada orang yang berusaha membantah atau menghalangi niatnya, dilawannya dengan kekuatan atau kesaktiannya, juga dengan wewenangnya sebagai putera raja. Tidak segan-segan Raden Ronggo menindas, menyiksa, bahkan membunuh siapa saja yang berani menentang atau merintangi maksudnya. Rakyat Mataram pun menjadi resah. Berita mengenai sikap semena-mena anaknya terhadap rakyat Mataram itu, membuat Kanjeng Panembahan Senopati prihatin. Beliau menyadari kedudukannya sebagai raja, haruslah menjadi pengayom rakyat dan penjamin kesejahteraan hidup rakyat seluruh negerinya. Sangat sedih hati Kanjeng Panembahan Senopati, mengetahui kelakuan puteranya yang ternyata tercela di mata rakyatnya. Seharusnya puteranya bersikap melindungi rakyatnya, tetapi nyatanya malah bertindak sewenang-wenang terhadap rakyat. Kanjeng Panembahan Senopati adalah seorang raja yang adil dan bijaksana. Tidak kepalang tanggung baginda memberikan hadiah kepada rakyatnya yang berjasa kepada negara. Dan, tidak segan-segan pula beliau menjatuhkan hukuman kepada siapa saja yang melanggar undang-undang. Namun kali ini ia merasa terpojok. Ternyata puteranya sendiri telah bertindak sebagai warga negara yang melanggar undang-undang. Tidak boleh tidak, ia harus menjatuhkan hukuman yang setimpal kepada puteranya. Kanjeng Panembahan Senopati menyadari bahwa puteranya sangat sakti. Tak seorang pun dari rakyat dan hambanya mampu mengimbangi kesaktian puteranya itu. Maka dari itu, Kanjeng Panembahan Senopati menentukan sikap untuk tidak akan menyerahkan puteranya kepada pengadilan, sebab tak ada seorang pun dari rakyatnya yang berani bertindak atas diri Raden Ronggo, meskipun berdasarkan putusan pengadilan. Untuk melaksanakan hukuman atas diri puteranya, Kanjeng Panembahan Senopati lalu memanggil Kanjeng Ratu Kidul untuk membawa pulang Raden Ronggo ke Segara Kidul.� Setelah mendapat perintah dari Kanjeng Panembahan Senopati, maka Kanjeng Ratu Kidul pun lalu mencari akal untuk mengambil puteranya dari daratan Mataram. Untuk itu, Kanjeng Ratu Kidul mengutus seekor naga yang bertempat tinggal di dasar laut pantai selatan menjemput Raden Ronggo. Namun, naga itu diperintahkan terlebih dahulu untuk memporak-porandakan wilayah perkampungan penduduk yang ada di tepi pantai agar Raden Ronggo terpancing dan berusaha membunuh si naga. Setelah naga itu naik ke darat, kemudian ia langsung mengganas di wilayah perkampungan penduduk. Naga itu mengganggu ketenteraman penduduk. Ternak-ternak penduduk menjadi mangsa si naga. Orang-orang yang tinggal di sekitar pantai berusaha untuk membunuhnya. Namun hal itu ternyata sia-sia, sebab naga itu sangat sakti. Tak ada seorang pun yang mampu membunuhnya. Makin lama rakyat menjadi makin tintrim (resah, cemas, gelisah, takut). Ulah si naga semakin mengganas. Jumlah ternak yang musnah akibat menjadi mangsa naga itu, makin hari makin bertambah. Penduduk khawatir, jangan-jangan naga itu akhirnya akan memangsa mereka bila jumlah ternak sudah makin menipis. Warga sekitar pantai kemudian bermusyawarah mencari untuk cara agar si naga dapat segera dimusnahkan. Dalam musyawarah itu, akhirnya disepakati untuk meminta bantuan Raden Ronggo dan disampaikan kepada Kanjeng Panembahan Senopati. Setelah mendengarkan permintaan rakyatnya, baginda pun lalu memanggil Raden Ronggo dan diperintahkan untuk membunuh Nagabumi. Akhirnya Raden Ronggo menyanggupi dan memohon restu dari baginda raja untuk menunaikan tugas berat tersebut. Begitu keluar dari istana, dengan tenangnya Raden Ronggo berjalan, dan orang banyak berduyun-duyun berjalan

di belakangnya. Kepada Raden Ronggo, orang banyak itu menunjukkan lokasi naga itu berada, yaitu di suatu goa dekat pemukiman mereka. Sesampai di depan pintu goa, orang banyak yang mengiringi perjalanan Raden Ronggo itu pun berhenti, sedang Raden Ronggo meneruskan masuk ke dalam goa. Tidak lama setelah Raden Ronggo masuk ke dalam goa, terdengarlah suara dahsyat dari dalam goa. Terjadilah pertempuran hebat antara Raden Ronggo dengan naga yang ganas itu. Kedua-duanya memiliki kesaktian yang luar biasa. Suara gelegar bagai guruh dan guntur yang menyambar-nyambar terdengar dari dalam goa itu. Tiap gelegar suara diiringi oleh goncangan bumi bagai gempa. Pada akhirnya suara menggelegar dan goncangan bumi bagai gempa itu pun berhenti. Itu menandakan bahwa pertempuran telah berakhir. Dan, ternyata baik Raden Ronggo maupun sang naga, kedua-duanya mati. Selesainya pertempuran dahsyat yang diakhiri dengan kematian kedua belah pihak itu, alam menyambutnya dengan curahan hujan yang sangat lebat. Segenap rakyat berterima kasih terhadap jasa Raden Ronggo, yang telah mengorbankan dirinya demi kelangsungan hidup rakyat. Goa tempat berlangsungnya pertempuran antara Raden Ronggo dengan naga yang ganas itu, sampai sekarang masih ada dan dikenal dengan nama Goa Nagabumi.